saintgeorgesflushing – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan kontroversial dengan mengumumkan kebijakan baru yang hanya mengakui dua jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan, di seluruh lembaga pemerintah federal. Kebijakan ini diumumkan melalui sebuah peraturan yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) pada hari Kamis, 23 Januari 2025.
Dalam peraturan tersebut, pemerintah federal akan menghapus pengakuan terhadap identitas gender non-biner dan mengharuskan setiap individu untuk mengidentifikasi diri mereka hanya sebagai laki-laki atau perempuan berdasarkan jenis kelamin yang tertera pada akta kelahiran mereka. Kebijakan ini menuai kritik keras dari berbagai kalangan, termasuk komunitas LGBTQ+ dan para aktivis hak asasi manusia.
Tidak hanya dari kalangan politik dan aktivis, kebijakan ini juga mendapat reaksi keras dari dunia hiburan. Penyanyi terkenal Ariana Grande dan band rock Garbage secara terbuka menyatakan penentangan mereka terhadap kebijakan tersebut.
Ariana Grande, yang dikenal sebagai salah satu pendukung kuat hak-hak LGBTQ+, mengungkapkan kekecewaannya melalui akun media sosialnya. “Saya sangat sedih dan kecewa dengan keputusan ini. Setiap orang berhak untuk dihargai dan diakui sesuai dengan identitas mereka. Kebijakan ini adalah langkah mundur bagi hak asasi manusia di negara kita,” tulisnya dalam sebuah unggahan di Instagram.
Sementara itu, band rock Garbage yang dikenal dengan lagu-lagu hits seperti “Push It” dan “Stupid Girl”, juga menyuarakan penentangan mereka terhadap kebijakan tersebut. Dalam sebuah pernyataan resmi, band ini menyatakan, “Kami tidak akan tinggal diam melihat diskriminasi ini. Kami akan terus mendukung komunitas LGBTQ+ dan berjuang untuk hak-hak mereka.”
Kebijakan ini diperkirakan akan memiliki dampak signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat Amerika, termasuk dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan. Banyak yang khawatir bahwa kebijakan ini akan memicu diskriminasi dan kekerasan terhadap individu yang tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai laki-laki atau perempuan.
Sejak diumumkannya kebijakan ini, berbagai kota di Amerika Serikat telah menyaksikan aksi protes dan demonstrasi dari komunitas LGBTQ+ dan para pendukung mereka. Di Washington, D.C., ribuan orang berkumpul di depan Gedung Putih untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap kebijakan tersebut.
Pemerintah federal, melalui juru bicara HHS, menyatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk “mengembalikan ketertiban dan kepastian hukum” dalam pengakuan jenis kelamin di Amerika Serikat. Namun, banyak yang meragukan alasan ini dan melihat kebijakan tersebut sebagai upaya untuk membatasi hak-hak komunitas LGBTQ+.
Kebijakan baru yang hanya mengakui dua jenis kelamin di Amerika Serikat ini telah memicu kontroversi dan reaksi keras dari berbagai kalangan. Dengan dukungan dari tokoh-tokoh terkenal seperti Ariana Grande dan Garbage, perjuangan untuk hak-hak LGBTQ+ diperkirakan akan semakin intensif dalam beberapa waktu ke depan.