ancaman-mundur-menteri-israel-jelang-pengesahan-gencatan-senjata-gaza

saintgeorgesflushing – Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengancam akan mundur dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza disahkan. Ancaman ini disampaikan oleh Ben-Gvir, yang juga pemimpin partai sayap kanan ekstrem Otzma Yehudit, dalam sebuah pernyataan kepada wartawan pada Kamis malam (16/1/2025).

Ben-Gvir mengungkapkan bahwa partainya akan menarik diri dari koalisi pemerintah jika kabinet menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Dia menilai kesepakatan tersebut sebagai “ceroboh” dan akan menyebabkan pembebasan ratusan tahanan keamanan Palestina yang sedang menjalani hukuman seumur hidup, yang menurutnya akan memungkinkan rehabilitasi kelompok teroris di Jalur Gaza dan membawa kembali ancaman terhadap warga di daerah perbatasan.

Kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan mencakup pembebasan 33 sandera Israel dalam fase pertama, dengan lebih dari 1.700 tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai imbalan612. Ben-Gvir menegaskan bahwa kesepakatan ini akan menghapus pencapaian perang dan menyegel nasib para sandera yang masih ada, serta memungkinkan Hamas untuk membangun kembali dirinya.

Selain Ben-Gvir, Menteri Urusan Diaspora Amichai Chikli dari Likud juga siap mengundurkan diri dari pemerintahan jika gencatan senjata menjadi permanen dan Israel menarik diri dari perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir sebelum tujuan perang tercapai.

ancaman-mundur-menteri-israel-jelang-pengesahan-gencatan-senjata-gaza

Ancaman mundur dari Ben-Gvir dan Chikli menambah tekanan pada Netanyahu, yang kabinetnya diharapkan akan memberikan suara untuk menyetujui kesepakatan tersebut pada Jumat (17/1/2025)612. Meskipun koalisi Netanyahu akan tetap memiliki mayoritas di Knesset meskipun tanpa partai Ben-Gvir, jika partai sayap kanan lainnya, Zionisme Agama yang dipimpin oleh Bezalel Smotrich, juga melaksanakan ancaman untuk keluar, maka koalisi akan berisiko menjadi minoritas.

Ben-Gvir juga meminta partai Smotrich dan anggota Likud untuk mengambil langkah serupa untuk mencegah implementasi kesepakatan gencatan senjata. Dia menekankan bahwa kesepakatan yang ada ini meningkatkan nafsu dan motivasi Hamas untuk melancarkan pembantaian 7 Oktober lagi dan meminta Netanyahu untuk “sadar”.

Sementara itu, partai oposisi dilaporkan berjanji mendukung koalisi selama kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza didorong. Pemimpin oposisi, Yair Lapid, juga mendesak Netanyahu untuk tidak diintimidasi oleh ancaman dari menteri sayap kanan dan menawarkan dukungan politik untuk mengatasi hambatan dalam implementasi kesepakatan gencatan senjata.

Dengan ancaman mundur dari beberapa menteri kunci, situasi politik di Israel semakin memanas menjelang keputusan penting tentang kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas. Netanyahu dihadapkan pada tantangan besar untuk menjaga stabilitas koalisi pemerintahannya sambil menangani tekanan internasional dan domestik terkait konflik di Gaza.