saintgeorgesflushing – Gunung Marapi di Sumatra Barat kembali mengalami erupsi pada Minggu, 23 Januari 2025, yang disertai dengan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah sekitar. Erupsi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan memaksa pihak berwenang untuk meningkatkan status gunung tersebut ke level III atau Siaga.
Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Marapi, erupsi terjadi pada pukul 06:21 WIB dengan kolom abu mencapai ketinggian 1.300 meter dari puncak gunung. Kolom abu berwarna abu-abu dengan intensitas tebal dan condong ke arah barat daya.
Hujan abu vulkanik yang terjadi setelah erupsi menyebabkan beberapa desa di sekitar gunung tertutup abu tebal. Salah satu kota yang terdampak adalah Bukittinggi, di mana abu vulkanik mencapai wilayah tersebut dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari penduduk.
Pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat yang tinggal dalam radius 4,5 kilometer dari kawah gunung untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Mereka juga diimbau untuk menggunakan masker dan perlindungan mata untuk menghindari masalah pernapasan dan iritasi kulit akibat abu vulkanik.
Pemerintah setempat telah melakukan evakuasi terhadap sekitar 100 penduduk yang tinggal di dekat gunung. Selain itu, status gunung Marapi telah dinaikkan ke level III atau Siaga, yang berarti ada potensi erupsi lebih lanjut yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Gunung Marapi, yang berarti “Gunung Api” dalam bahasa Minangkabau, adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut dan terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatra Barat.
Gunung ini dikenal karena erupsi-erupsi kecil hingga menengah yang sering terjadi. Aktivitas vulkanik ini dipicu oleh pergerakan magma di bawah permukaan bumi yang mendorong material ke atas melalui saluran vulkanik.
Erupsi Gunung Marapi yang disertai dengan hujan abu vulkanik ini menunjukkan betapa pentingnya pemantauan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Pemerintah dan masyarakat harus terus bekerja sama untuk meminimalkan risiko dan dampak dari erupsi gunung berapi ini. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan dapat mengurangi korban dan kerusakan yang lebih besar di masa depan.