foto-dideklasifikasi-tentara-era-70-an-dan-80-an-seperti-cuplikan-dari-majalah-fashion

saintgeorgesflushing – Dalam dunia mode dan budaya pop, estetika militer telah lama memiliki tempat tersendiri. Meskipun diwarnai oleh kenyataan perang yang keras, desain dengan nuansa militer terus berkembang, menarik perhatian banyak orang. Dari motif kamuflase hingga warna hijau tentara dan khaki, elemen-elemen ini tidak hanya menghiasi pakaian sehari-hari, tetapi juga merambah ke panggung mode dan berbagai acara budaya, termasuk konferensi dan festival musik.

Matthieu Nicol, seorang peneliti dan fotografer, baru-baru ini meluncurkan monograf yang unik berjudul “Fashion Army.” Meskipun Nicol tidak memiliki latar belakang militer, karyanya memberikan perspektif baru tentang bagaimana pakaian militer telah berevolusi menjadi ikon mode. Buku ini diterbitkan oleh SPBH Editions bersamaan dengan sebuah pertunjukan di festival fotografi Prancis, Les Rencontres d’Arles, yang kini sedang dalam tur.

Melalui karyanya, Nicol mengeksplorasi perjalanan pakaian militer dari fungsionalitas menjadi mode yang diakui secara luas, terutama melalui prototipe seragam. Buku ini juga mengikuti rilis sebelumnya, “Better Food for Our Fighting Men,” yang menggabungkan penelitian tentang tekstil militer dengan tema makanan.

foto-dideklasifikasi-tentara-era-70-an-dan-80-an-seperti-cuplikan-dari-majalah-fashion
Dalam esainya di buku “Fashion Army,” kritikus mode Angelo Flaccavento mengamati bahwa “gambar-gambar dalam buku ini tidak hanya memiliki kualitas mode yang hakiki, tetapi juga benar-benar memancarkan nuansa masa kini yang mencolok.”

Penelitian Nicol membawanya ke Pusat Sistem Prajurit Natick (NSSC) Angkatan Darat AS, sebuah kompleks militer yang masih aktif dan berfokus pada pengembangan fungsionalitas, terutama dalam tekstil. Di sinilah Nicol menemukan hampir 15.000 gambar yang telah dideklasifikasi. Dari jumlah tersebut, ia mengontekstualisasikan ulang sekitar 350 gambar yang menampilkan berbagai cabang militer berpose dengan seragam mereka.

Gambar-gambar ini, yang menampilkan momen-momen nyata di balik layar kehidupan militer, memberikan pandangan yang berbeda dibandingkan foto-foto glamor yang sering kita lihat dalam dunia mode. Nicol menghidupkan kembali citra-citra tersebut, menunjukkan bagaimana seragam dapat berfungsi tidak hanya sebagai alat perlindungan tetapi juga sebagai bentuk ekspresi diri.

Dengan adanya elemen-elemen militer dalam fashion, gaya-gaya ini semakin terlihat di berbagai acara. Misalnya, di DNC (Democratic National Convention) dan festival musik Lollapalooza, nuansa militer terlihat melalui kampanye-kampanye dan penampilan yang terinspirasi oleh estetika tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh gaya militer tidak hanya terbatas pada medan perang tetapi juga merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

foto-dideklasifikasi-tentara-era-70-an-dan-80-an-seperti-cuplikan-dari-majalah-fashion
Buku baru Matthieu Nicol, “Fashion Army,” menampilkan lebih dari 350 gambar dari hampir 15.000 gambar yang dideklasifikasi yang ia temukan secara daring.

Nicol menekankan bahwa fashion militer dapat menjadi cermin bagi masyarakat. “Ini bukan hanya tentang tampilan, tetapi juga tentang bagaimana kita memahami dan menghargai perjalanan yang dilalui oleh para prajurit,” ungkapnya.

Karya Matthieu Nicol tidak hanya merayakan keindahan dan evolusi pakaian militer, tetapi juga menantang pandangan kita tentang bagaimana mode dan sejarah saling terkait. Melalui penggalian mendalam dan visual yang kuat, “Fashion Army” mengajak kita untuk merenungkan kembali makna di balik setiap seragam yang dikenakan oleh para prajurit. Dengan memadukan elemen sejarah dan mode, Nicol berhasil menunjukkan bahwa setiap gambar memiliki cerita yang layak untuk diceritakan, bahkan dalam konteks yang paling tidak terduga.