saintgeorgesflushing.org – Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta saat ini sedang menunggu hasil dari survei kesiapan masyarakat sebelum mengimplementasikan rencana distribusi nyamuk Aedes aegypti yang telah dimodifikasi dengan bakteri Wolbachia. Tujuan utama dari distribusi ini adalah untuk mengendalikan dan mengurangi prevalensi demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut.
Lokasi dan Jadwal Implementasi
Menurut Ani Ruspitawati, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pelepasan nyamuk ini akan diawali di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Program ini akan diperluas ke seluruh kecamatan di Jakarta Barat, bergantung pada respons dan kesiapan masyarakat yang diukur melalui survei yang sedang berlangsung. “Kami akan menyesuaikan jadwal pelepasan nyamuk berdasarkan hasil survei. Jika masyarakat telah siap, kami akan segera memulai,” ucap Ani Ruspitawati dalam sebuah kesempatan di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat.
Metode Survei
Survei yang dilakukan ditujukan untuk menilai dukungan masyarakat terhadap program ini, yang melibatkan partisipan dari berbagai kelompok umur dan lapisan masyarakat. “Program ini memerlukan partisipasi aktif masyarakat, yang termasuk dalam merawat ember-ember yang berisi jentik nyamuk sampai berkembang menjadi nyamuk dewasa untuk kemudian dilepas,” jelas Ani.
Tren Kasus Demam Berdarah
Dalam konteks yang lebih luas, Ani Ruspitawati menyampaikan bahwa terdapat tren penurunan dalam kasus demam berdarah di Jakarta. Berdasarkan data, jumlah kasus meningkat dari 2,200 pada Maret menjadi 3,164 pada April, tetapi mengalami penurunan menjadi 3,019 pada Mei dan turun secara signifikan menjadi 622 kasus hingga pertengahan Juni. Sejak Januari, telah tercatat 27 kematian akibat DBD.
Inisiatif Percontohan Nasional
Dalam upaya nasional, Kementerian Kesehatan akan meluncurkan proyek percontohan untuk penyebaran nyamuk Wolbachia di lima kota di Indonesia, yaitu Jakarta Barat, Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (Nusa Tenggara Timur). Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam usaha penurunan angka kejadian DBD di Indonesia.
Keseluruhan program ini diharapkan dapat menjadi langkah efektif dalam mengurangi kasus demam berdarah dengue, dengan melibatkan dan memanfaatkan dukungan komunitas lokal dalam usaha pengendalian vektor penyakit.