kebangkitan-klub-lokal-3-akademi-ini-jadi-penyumbang-terbesar-skuad-timnas-indonesia-u-17

saintgeorgesflushing – Tim Nasional Indonesia U-17 yang akan bertanding di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 menampilkan komposisi unik. Mayoritas pemain justru berasal dari tiga klub dan akademi sepak bola lokal, menggeser dominasi pemain dari sekolah sepak bola (SSB) swasta. Berikut analisis asal-usul skuad Garuda Muda berdasarkan data resmi PSSI.


Dominasi Klub/Akademi dalam Skuad U-17

  1. Persija Jakarta Junior (40%)
    • Kontribusi: 8 pemain, termasuk kapten tim, Iqbal Gwijangge, dan penyerang andalan Arkhan Kaka.
    • Faktor Keberhasilan: Program akademi Persija yang terintegrasi dengan sekolah formal (SMAN 68 Jakarta) memungkinkan pemain fokus pada pengembangan skill dan pendidikan.
  2. ASIOP Apacinti (30%)
    • Kontribusi: 6 pemain, seperti gelandang kreatif Nabil Ashura dan bek tengah Rizky Ridho Pratama.
    • Keunikan: Akademi asal Kabupaten Kebumen ini dikenal dengan metode latihan berbasis teknik individu dan displin tinggi.
  3. Bhayangkara FC Academy (20%)
    • Kontribusi: 4 pemain, termasuk kiper Hadi Prasetyo yang dijuluki “The Wall”.
    • Strategi: Kolaborasi dengan pelatih asal Spanyol meningkatkan kualitas pemain dalam membaca permainan.

Sisanya (10%): Berasal dari SSB lokal seperti SSB Unggulan Magelang dan SSB Putra Jaya Lampung.


Analisis Pelatih Timnas U-17

Bima Sakti, pelatih kepala Timnas Indonesia U-17, menjelaskan:

“Kami prioritaskan pemain dari akademi klub karena mereka sudah terbiasa dengan sistem kompetisi liga junior. Mentalitas dan pemahaman taktis mereka lebih matang dibanding pemain SSB.”

Ia juga menyoroti tantangan:

“Masih ada kesenjangan kualitas akademi di daerah. Jawa dan Sumatera dominan, sementara wilayah Timur hanya menyumbang 2 pemain.”


Dampak pada Performa Tim

  • Kelebihan:
    • Kohesi tim lebih baik karena banyak pemain sudah sering bermain bersama di kompetisi Liga 1 U-17.
    • Adaptasi taktik lebih cepat berkat pola latihan serupa di akademi.
  • Kekurangan:
    • Minimnya variasi gaya permainan akibat latar belakang akademi yang homogen.
    • Risiko kelelahan fisik karena sebagian pemain juga membela klub senior di BRI Liga 1.

Statistik Pemain Berdasarkan Asal Daerah

Daerah Jumlah Pemain Kontribusi Klub/Akademi
Jawa Tengah 6 ASIOP Apacinti (4), SSB Magelang (2)
DKI Jakarta 8 Persija Junior (8)
Sumatera Selatan 3 Bhayangkara FC Academy (3)
Sulawesi Selatan 1 SSB Hasanuddin FC (1)

Proyeksi ke Depan

PSSI berencana memperluas mapping bakat di wilayah Indonesia Timur melalui program “Garuda Scout” mulai November 2023. Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, menegaskan:

“Kami ingin pemain dari Papua, NTT, dan Maluku juga punya jalan masuk ke timnas. Ini penting untuk menciptakan tim yang lebih beragam dan kompetitif.”