libur-akhir-tahun-di-pantai-kuta-tercemar-sampah-kiriman-wisatawan-kecewa

saintgeorgesflushing – Pantai Kuta, yang terkenal dengan pasir putihnya dan menjadi destinasi favorit wisatawan, justru dipenuhi sampah kiriman saat libur akhir tahun. Fenomena ini terjadi akibat angin barat yang membawa sampah dari lautan menuju kawasan pantai. Situasi seperti ini menjadi rutinitas tahunan, terutama menjelang akhir tahun, saat musim angin barat sedang berlangsung.

Pantai Kuta yang biasanya ramai dengan wisatawan kini kehilangan pesonanya akibat tumpukan sampah yang mencapai puluhan ton per harinya. Sampah kiriman berupa limbah plastik, potongan kayu, bambu, dan berbagai jenis sampah lainnya terlihat menumpuk di sepanjang garis pantai, menciptakan pemandangan yang kumuh.

“Ini adalah siklus tahunan akibat musim angin barat. Sampah kiriman ini mencapai puluhan ton per harinya,” ujar Arya Arimbawa, pengelola Pantai Kuta, Kamis (26/12/2024).

Pengelola pantai telah menggunakan alat berat setiap pagi untuk membersihkan area tersebut. Namun, arus laut yang membawa sampah membuat pekerjaan ini menjadi tantangan besar. “Kami telah mengerahkan ratusan personel dan alat berat untuk membersihkan pantai setiap hari, tetapi jumlah sampah yang datang sangat banyak,” tambah Arimbawa.

Kondisi ini tentu saja mengecewakan banyak wisatawan yang datang untuk menikmati liburan akhir tahun di Bali. Hanna, seorang turis dari Inggris, mengungkapkan kekecewaannya. “Saya sangat kecewa melihat pantai yang kotor seperti ini. Saya datang ke Bali untuk menikmati keindahan pantai, tetapi sekarang saya hanya melihat sampah di mana-mana,” ujarnya.

libur-akhir-tahun-di-pantai-kuta-tercemar-sampah-kiriman-wisatawan-kecewa

Andre, turis domestik dari Yogyakarta, juga merasa kecewa. “Saya berharap pantai ini lebih bersih. Sampah ini sangat mengganggu pemandangan dan kenyamanan berlibur,” katanya.

Masalah sampah di Pantai Kuta disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk limbah plastik yang mencemari lautan dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. “Ini adalah masalah yang kompleks dan memerlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan wisatawan untuk menyelesaikannya,” ujar Arimbawa.

Pemerintah setempat telah berupaya untuk mengatasi masalah ini dengan berbagai cara, termasuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah. “Kami juga bekerja sama dengan berbagai organisasi lingkungan untuk melakukan pembersihan pantai secara rutin,” tambahnya.

Meskipun tantangan besar, ada harapan bahwa dengan kerja sama semua pihak, Pantai Kuta dapat kembali menjadi destinasi wisata yang bersih dan indah. “Kami berharap semua pihak dapat berkontribusi dalam menjaga kebersihan pantai ini. Dengan demikian, Pantai Kuta dapat tetap menjadi ikon wisata Bali yang menarik wisatawan dari seluruh dunia,” tutup Arimbawa.