militer-israel-perkuat-keamanan-di-perbatasan-suriah-usai-runtuhnya-rezim-assad

saintgeorgesflushing – Militer Israel telah memperketat keamanan di wilayah perbatasan Suriah setelah rezim Bashar al-Assad jatuh ke tangan pemberontak. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap ketidakstabilan yang meningkat di Suriah dan potensi ancaman yang muncul dari perubahan rezim.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah memerintahkan Tentara Pertahanan Israel (IDF) untuk mengambil alih zona buffer antara Israel dan Suriah, yang sebelumnya didemiliterisasi berdasarkan Perjanjian Pemisahan 1974. Netanyahu menyatakan, “Perjanjian ini telah runtuh, dan tentara Suriah telah meninggalkan posisi mereka. Kami tidak akan membiarkan kekuatan permusuhan menetap di perbatasan kami.”

IDF telah menempatkan pasukan di zona buffer tersebut dan mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan tembakan pencegah jika ada upaya untuk melanggar pagar perbatasan. Selain itu, militer Israel juga mempersiapkan diri untuk kemungkinan dampak ke Druze di desa-desa Suriah, mengingat kemungkinan bantuan dari komunitas Druze di Israel.

Ketidakstabilan di Suriah telah meningkat tajam setelah pemberontak berhasil merebut Damaskus dan kota-kota utama lainnya. Assad dilaporkan telah melarikan diri ke lokasi yang tidak diketahui, dan pemerintahannya dinyatakan runtuh oleh Perdana Menteri Suriah, Mohammad Ghazi al-Jalali.

Militer Israel mengakui bahwa mereka terkejut dengan kecepatan runtuhnya rezim Assad, meskipun sebelumnya telah memantau ketidakstabilan di Suriah. IDF juga telah menargetkan konvoi militer Hezbollah yang mencoba melarikan diri dari kota Qusayr, yang merupakan rute penting untuk transfer senjata dan pasukan antara Suriah dan Lebanon.

militer-israel-perkuat-keamanan-di-perbatasan-suriah-usai-runtuhnya-rezim-assad

Jatuhnya rezim Assad menandai akhir dari era kekuasaan otoriter keluarga Assad yang telah berlangsung selama lebih dari lima dekade. Ini juga merupakan pukulan besar bagi poros Iran, yang telah mendukung Assad selama bertahun-tahun. Namun, perubahan ini juga membawa tantangan baru bagi Israel, yang kini harus menghadapi potensi ancaman dari kelompok-kelompok pemberontak yang beragam dan tidak stabil di Suriah.

Selain penempatan pasukan di zona buffer, IDF juga telah memperkuat pasukan di Dataran Tinggi Golan dan menyatakan zona militer tertutup di dekat area pertanian. Panduan dan pembatasan telah dikeluarkan untuk komunitas lokal, dan sekolah-sekolah di komunitas Druze telah beralih ke pembelajaran jarak jauh sebagai tindakan pencegahan.

Dengan jatuhnya rezim Assad, Israel menghadapi tantangan baru dalam menjaga keamanan perbatasannya. Langkah-langkah yang diambil oleh IDF menunjukkan komitmen Israel untuk mencegah ancaman dari kelompok-kelompok pemberontak yang tidak stabil dan memastikan keamanan wilayahnya di tengah ketidakpastian yang melanda Suriah.