saintgeorgesflushing – Pemilihan Presiden (Pilpres) Namibia yang akan berlangsung pada 27 November 2024 diperkirakan akan menjadi momen bersejarah bagi negara tersebut. Dua kandidat perempuan, Netumbo Nandi-Ndaitwah dan Panduleni Itula, disebut-sebut sebagai calon presiden (capres) paling menonjol dalam pemilu kali ini.
Netumbo Nandi-Ndaitwah, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Namibia, adalah calon dari Partai Organisasi Rakyat Afrika Barat Daya (SWAPO). SWAPO telah memerintah Namibia sejak kemerdekaan dari Afrika Selatan pada tahun 1990. Nandi-Ndaitwah adalah calon presiden perempuan pertama dari SWAPO dan memiliki peluang besar untuk menjadi presiden perempuan pertama di Namibia jika terpilih.
Nandi-Ndaitwah telah lama aktif dalam politik dan merupakan salah satu veteran perjuangan kemerdekaan Namibia. Ia telah menjabat sebagai menteri dalam berbagai portofolio, termasuk hubungan internasional, lingkungan, dan urusan perempuan serta kesejahteraan anak. Dengan pengalaman politik yang luas, Nandi-Ndaitwah dianggap sebagai calon yang kuat dan berpengaruh dalam pemilu kali ini.
Panduleni Itula, mantan anggota SWAPO yang kini memimpin Partai Perubahan Patriot Independen (IPC), adalah salah satu penantang utama Nandi-Ndaitwah. Itula telah menunjukkan kekuatan politiknya dengan meraih 29% suara dalam pemilu 2019, hasil terbaik yang pernah dicapai oleh seorang penantang terhadap SWAPO. Itula dikenal sebagai advokat demokrasi partisipatif dan anti-korupsi, yang membuatnya mendapat dukungan signifikan dari kalangan masyarakat yang menginginkan perubahan.
Meskipun SWAPO telah memenangkan setiap pemilu sejak kemerdekaan, popularitas partai ini telah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pada pemilu 2019, dukungan untuk SWAPO turun dari 87% pada tahun 2014 menjadi 56%. Penurunan ini sebagian disebabkan oleh isu-isu seperti korupsi dan pengelolaan ekonomi yang buruk. Itula dan IPC, serta partai-partai oposisi lainnya, telah memanfaatkan ketidakpuasan ini untuk menarik dukungan dari pemilih yang mencari alternatif dari SWAP.
Jika Nandi-Ndaitwah terpilih, ia akan menjadi presiden perempuan pertama di Namibia dan bergabung dengan deretan pemimpin perempuan Afrika seperti Ellen Johnson Sirleaf dari Liberia, Joyce Banda dari Malawi, dan Samba Pranza dari Republik Afrika Tengah. Namun, tantangan yang dihadapi Nandi-Ndaitwah tidaklah kecil. Ia harus mengatasi penurunan popularitas SWAPO dan bersaing dengan Itula yang memiliki basis dukungan yang kuat.
Pilpres Namibia 2024 diperkirakan akan menjadi pemilu yang sangat kompetitif dan bersejarah. Dengan dua kandidat perempuan yang kuat, peluang untuk melihat presiden perempuan pertama di Namibia sangat besar. Namun, hasil akhirnya masih harus menunggu hingga pemungutan suara selesai dan hasil resmi diumumkan.