saintgeorgesflushing – Harga Bitcoin mengalami penguatan signifikan menyusul keputusan The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan AS dalam kisaran 5,25%-5,50%. Aset kripto terbesar itu melonjak 8,2% dalam 24 jam, mencapai level US$69.450 pada perdagangan Kamis (13/6/2024), tertinggi sejak awal Mei 2024.
Reaksi Pasar terhadap Keputusan The Fed
The Fed menegaskan komitmen memantau inflasi sebelum mempertimbangkan pemotongan suku bunga. Gubernur Jerome Powell menyatakan, “Data ekonomi terbaru belum memberi sinyal cukup kuat untuk menurunkan suku bunga. Kami tetap fasi pada target inflasi 2%.” Investor menanggapi positif sinyal stabilitas kebijakan moneter ini, dengan aliran modal masuk ke aset berisiko seperti Bitcoin dan saham teknologi.
Faktor Pendorong Kenaikan Bitcoin
- Peluang Likuiditas Tetap Tinggi: Kebijakan suku bunga tinggi yang bertahan memperpanjang akses likuiditas global, mendorong minat investor terhadap aset alternatif.
- Melemahnya Dolar AS: Indeks Dolar AS (DXY) turun 0,6% pasca-pengumuman The Fed, meningkatkan daya tarik Bitcoin sebagai hedge terhadap pelemahan mata fiat.
- Akuisisi Institusional: Data Glassnode menunjukkan peningkatan 15% open interest Bitcoin berjangka di bursa CME, mencerminkan minat lembaga keuangan.
Analisis Ahli dan Proyeksi
Michaël van de Poppe, analis kripto ternama, menyebut situasi ini sebagai “katalis untuk breakout menuju US$75.000”. “Bitcoin sedang membentuk pola bullish setelah konsolidasi tiga bulan. Keputusan The Fed menghilangkan ketidakpastian jangka pendek,” ujarnya.
Sementara itu, trading volume Bitcoin melonjak 40% menjadi US$32 miliar dalam sehari. Dominansi Bitcoin terhadap pasar kripto total juga naik ke 52%, level tertinggi sejak April 2024.
Perbandingan dengan Aset Lain
- Emas: Harga emas stagnan di US$2.310/ons.
- Saham Teknologi: Indeks Nasdaq naik 1,2%, dipimpin kenaikan saham Nvidia dan MicroStrategy.
- Ethereum: Mengikuti tren Bitcoin dengan kenaikan 6,5% ke US$3.680.
Riwayat Reaksi Bitcoin terhadap Kebijakan The Fed
Bitcoin kerap merespons sentimen moneter The Fed:
- November 2023: Naik 22% usai The Fed sinyal potensi cut suku bunga 2024.
- Maret 2024: Turun 10% saat The Fed tunda rencana pemotongan suku bunga.
Peringatan Risiko
Beberapa analis mengingatkan volatilitas masih mungkin terjadi. “Pasar mungkin sudah overreact. Jika data inflasi Juni lebih panas, The Fed bisa kembali menekan aset kripto,” kata Lyn Alden, strategis investasi. Pasar kini fokus pada rilis data inflasi AS (CPI) pekan depan. Jika inflasi melandai, peluang rate cut pada September 2024 bisa mendorong Bitcoin menembus rekor all-time high US$73.750.