tragedi-pesawat-jeju-air-di-bandara-muan-keluarga-dan-kerabat-penuhi-bandara-174-tewas

saintgeorgesflushing – Kecelakaan tragis menimpa penerbangan Jeju Air nomor 7 C2216 di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu pagi (29/12). Pesawat yang membawa 175 penumpang dan enam awak kabin dari Bangkok, Thailand, mengalami kecelakaan saat mencoba mendarat sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat. Tragedi ini telah menewaskan 174 orang, dengan hanya dua awak kabin yang berhasil diselamatkan dalam kondisi luka parah.

Pesawat Boeing 737-800 tersebut dilaporkan mengalami masalah pada roda pendaratannya saat mencoba mendarat di landasan pacu 08/26. Pesawat terlihat meluncur di landasan dengan roda yang tidak terbuka dan akhirnya keluar dari landasan, menabrak dinding dan meledak menjadi bola api besar. Bagian ekor pesawat adalah satu-satunya bagian yang masih dapat dikenali dari puing-puing yang tersisa.

Tim penyelamat segera tiba di lokasi dan berhasil menyelamatkan dua awak kabin dari bagian ekor pesawat. Namun, seluruh penumpang lainnya dianggap tewas. Investigasi awal menunjukkan bahwa kecelakaan ini mungkin disebabkan oleh benturan dengan burung yang menyebabkan kerusakan pada roda pendaratan. Menara kontrol bandara sempat mengeluarkan peringatan benturan burung sebelum pesawat menyatakan keadaan darurat dan mencoba mendarat.

Keluarga dan kerabat penumpang segera memenuhi bandara setelah mendengar kabar kecelakaan. Mereka tampak sangat terpukul dan menunggu dengan cemas di area kedatangan bandara. Suasana di bandara sangat kacau, dengan kendaraan jenazah yang berjajar untuk mengangkut korban dan kamar mayat sementara yang didirikan untuk menangani jumlah korban yang besar.

tragedi-pesawat-jeju-air-di-bandara-muan-keluarga-dan-kerabat-penuhi-bandara-174-tewas

CEO Jeju Air, Kim E-bae, telah meminta maaf secara terbuka dan menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama penuh dengan penyelidik serta menjadikan dukungan kepada keluarga korban sebagai prioritas utama. Boeing, produsen pesawat, juga menyatakan belasungkawa dan siap memberikan dukungan selama proses investigasi berlangsung.

Kecelakaan ini merupakan tragedi terbesar dalam sejarah penerbangan Korea Selatan dan menjadi pengingat akan risiko yang terlibat dalam perjalanan udara. Pemerintah Korea Selatan telah mengerahkan semua sumber daya yang tersedia untuk menangani dampak dari bencana ini dan memberikan dukungan kepada keluarga korban yang berduka.