saintgeorgesflushing – Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina tercatat sebagai tiga negara penyumbang terbesar surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-Oktober 2023. Data BPS menunjukkan, kontribusi ketiganya mencapai $2,85 miliar atau sekitar 79% dari total surplus perdagangan RI sebesar $3,6 miliar pada periode tersebut.
Kinerja Ekspor ke Tiga Negara
- AS: Menjadi pasar terbesar dengan surplus $1,2 miliar, didorong ekspor minyak sawit mentah (CPO), tekstil, dan produk elektronik.
- India: Menyumbang $950 juta dari penjualan batu bara, minyak kelapa sawit olahan, dan mesin industri.
- Filipina: Kontribusi $700 juta utamanya berasal dari ekspor makanan olahan, kendaraan komersial, dan komponen listrik.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menyatakan: “Kemitraan strategis dengan tiga negara ini memperkuat ketahanan ekspor Indonesia di tengah perlambatan permintaan global. Kami akan terus perluas akses pasar melalui negosiasi perjanjian dagang.”
Kontribusi Per Sektor
- Industri Pengolahan: Menyumbang 68% ekspor ke AS-India-Filipina, terutama dari sektor makanan, tekstil, dan kimia.
- Pertambangan: Batu bara dan bijih nikel masih dominan di pasar India dan Filipina.
- Pertanian: Ekspor CPO dan kopi ke AS meningkat 12% (yoy) berkat insentif pajak ekspor.
Tantangan ke Depan
- Penurunan harga komoditas global berpotensi memengaruhi margin keuntungan.
- Proteksionisme di India melalui kebijakan “Make in India” berisiko mengurangi impor mesin dari RI.
- Persaingan ketat dengan Vietnam dan Thailand di pasar Filipina untuk produk elektronik.
Strategi Pemerintah
Kementerian Perdagangan mengalokasikan Rp1,2 triliun untuk program peningkatan kualitas produk UMKM ekspor dan pelatihan sertifikasi internasional. Upaya diversifikasi ke produk bernilai tinggi seperti biodiesel dan baterai kendaraan listrik juga sedang digenjot.
Analisis Ekonom
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengingatkan: “Surplus ini harus diimbangi dengan peningkatan investasi di sektor hilir agar Indonesia tidak terjebak sebagai pengekspor bahan mentah.”
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, trio AS-India-Filipina diproyeksikan tetap menjadi pilar surplus perdagangan RI hingga akhir 2024.